Universitas Diponegoro
Tentang UNDIP
Universitas Diponegoro (disingkat Undip) adalah sebuah Perguruan Tinggi di Jawa Tengah,Indonesia yang didirikan pada tahun 1956 sebagai Perguruan Tinggi Swasta dan baru mendapat status sebagai Perguruan Tinggi Negeri pada tahun 1961. Kata Diponegoro diambil dari namapahlawan nasional yang merupakan seorang pangeran pengobar semangat kemerdekaan dari tindakan kolonialisme Belanda di awal abad ke-18. Semangat ini turut menginspirasi pendirian Undip.
Visi:
Pada tahun 2020, Undip merupakan Universitas Riset yang unggul
Misi:
- Meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan sehingga menghasilkan lulusan yang mempunyai keunggulan kompetitif, komparatif secara internasional dan berkontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
- Meningkatkan kualitas dan kuantitas penelitian dan publikasi serta kepemilikan Hak Atas Kekayaan Intelektual sebagai upaya pengembangan ilmu, teknologi dan seni dengan mengedepankan budaya dan sumber daya lokal
- Meningkatkan kualitas dan kuantitas pengabdian kepada masyarakat sebagai upaya penerapan dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
- Meningkatkan profesionalitas, kapabilitas, akuntabilitas dan tata kelola serta kemandirian penyelenggaraan perguruan tinggi.
Universitas Diponegoro (UNDIP) berusaha mewujudkan Visi 2020 dimana pada tahun 2020, Undip merupakan Universitas Riset yang Unggul.
Oleh karena itu UNDIP senantiasa berusaha menjadi universitas nasional yang dikenali dan terakreditasi secara internasional sebagai universitas riset. Program ini sesuai dengan tantangan era globalisasi saat ini. Era globalisasi memerlukan institusi pendidikan tinggi yang berkualitas tinggi untuk dapat menunjang pencapaian dalam kompetisi global yang sangat cepat perkembangannya.
Berdasarkan kondisi saat ini, kualitas pendidikan dalam sebuah universitas harus selalu ditingkatkan dalam rangka pengembangan sumber daya yang berkualifikasi sesuai yang diinginkan, berpengetahuan tinggi, dan berteknologi tinggi.
Langkah-langkah telah dilakukan oleh UNDIP sesuai dengan petunjuk program pengembangan pendidikan tinggi dari Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi DIKTI.
Sejarah
Sekitar awal tahun 1950-an masyarakat Jawa Tengah pada umumnya dan masyarakat Semarang khususnya, membutuhkan kehadiran sebuah universitas sebagai pelaksana pendidikan dan pengajaran tinggi. Hal itu untuk membantu pemerintah dalam menangani dan melaksanakan pembangunan di segala bidang. Pada waktu itu di Provinsi Jawa Tengah dan Yogyakarta hanya memiliki Universitas Gajah Mada yang berstatus sebagai universitas negeri.
Jumlah lulusan SMU di Jawa Tengah bagian utara yang akan melanjutkan pendidikan tinggi di universitas makin meningkat, namun karena masih sangat terbatasnya universitas yang ada, sehingga tidak semua lulusan dapat tertampung. Menyadari akan kebutuhan pendidikan tinggi yang semakin mendesak, kemudian dibentuk Yayasan Universitas Semarang dengan Akte Notaris R.M. Soeprapto No. 59 tanggal 4 Desember 1956 sebagai langkah awal didirikannya universitas di Semarang dengan nama Universitas Semarang.
Beberapa tokoh yang memprakarsai berdirinya Universitas Semarang di antaranya Mr. Imam Bardjo, waktu itu menjabat Kepala Kejaksaan atau Pengawas Kejaksaan-Kejaksaan di Jawa Tengah dan Yogyakarta, Mr. Sudarto, Mr. Soesanto Kartoatmodjo, dan Mr. Dan Soelaiman, ketiganya jaksa di Semarang.
Sedangkan beberapa tokoh yang ditetapkan pertama kali sebagai pengurus yayasan dalam akte notaris, sebagai Ketua Mr. Soedarto, Wakil Ketua Mr. Dan Soelaiman, Panitera Mr. Soesanto Kartoatmodjo, Bendahara Tuan Achmad Tjokrokoesoemo, Pembantu Mr. Imam Bardjo, Mr. Goenawan Goetomo, Mr. Tan Tjing Hak, dan Mr. Koo Swan Ik.
Pendirian Universitas Semarang ternyata mendapat tanggapan dan bantuan dari berbagai pihak, khususnya masyarakat Semarang, Pemda Propinsi Jawa Tengah, serta Pemkot Semarang. Secara resmi Universitas Semarang dibuka pada tanggal 9 Januari 1957, sebagai Presiden Universitas diangkat Mr. Imam Bardjo. Waktu itu beliau juga memberikan mata kuliah umum Hak-hak Azasi Manusia.
Mengingat usianya yang masih sangat muda dengan sarana dan prasarana pendidikan yang masih sangat terbatas, maka pada waktu itu baru dapat dibuka Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat. Sebagai dekan pertama, Mr. R. Soebijono Tjitrowinoto. Kemudian pada tanggal 1 Maret 1957 dibuka pendidikan Akademi Administrasi Negara yang kemudian berubah menjadi Fakultas Sosial dan Politik, dengan dekan pertama Mr. R. Goenawan Goetomo.
Akademi Tata Niaga atau yang sekarang menjadi Fakultas Ekonomi dibuka pada tanggal 21 September 1958, sebagai dekan pertama, Dr. Tjioe Sien Kiong. Sedangkan pendidikan Akademi Teknik, yang kemudian menjadi Fakultas Teknik, dibuka pada tanggal 20 Oktober 1958, dengan dekan pertama, Prof. Ir. R. Soemarman.
Pada upacara Dies Natalis ketiga Universitas Semarang pada tanggal 9 Januari 1960 Presiden R.I. Dr. Ir. Soekarno mengganti nama Universitas Semarang menjadi Universitas Diponegoro, sebagai, penghargaan terhadap Universitas Semarang atas prestasi dalam pembinaan bidang pendidikan tinggi di Jawa Tengah. Universitas (swasta) Diponegoro dinyatakan sebagai Universitas Negeri, terhitung mulai tanggal 15 Oktober1960 tanggal inilah yang kemudian ditetapkan sebagai hari jadi Universitas Diponegoro. Pada waktu itu fakutas-fakutas yang telah berdiri adalah Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat; Fakultas Ekonomi, Fakultas Teknik dan Fakultas Keguruan & Ilmu Pendidikan(FKIP) dengan cabangnya di Surakarta, yang kemudian menjadi IKIP (Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan). Pada perkembangannya kemudian, atas dasar Surat Keputusan Presiden RI. No. 1 tahun 1963, IKIP Universitas Diponegoro melepaskan diri dan kemudian berdiri sendiri sebagai IKIP Negeri di Semarang dan IKIP Negeri di Surakarta.
Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro lahir pada tanggal 14 Maret 1960, ketika sedang mempersiapkan diri sebagai Universitas Negeri. Sebelum terbentuk Fakultas Ekonomi, yang ada di Undip adalah Akademi Tata Niaga yang merupakan kelanjutan dari Akademi Tata Niaga Universitas Semarang. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1961 Universitas (swasta) Diponegoro dinyatakan sebagai Universitas Negeri terhitung mulai tanggal 15 Oktober 1960. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro pada saat berdirinya mempunyai dua jurusan untuk program gelar yaitu Jurusan Perusahaan dan Jurusan Umum dengan sistem pendidikan yang disebut sistem paket. Pada tahun akademik 1980/1981 sesuai dengan arahan dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan diterapkan sistem pendidikan yang baru disebut sistem kredit. Di bawah sistem yang baru ini nama jurusan juga diubah, yaitu masing-masing menjadi Jurusan Manajemen dan Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan.
Sejak tahun akademik 1982/1983 dibuka jurusan baru yaitu jurusan Akuntansi di bawah bimbingan atau pembinaan Jurusan AkuntansiUniversitas Gadjah Mada. Pada tahun 1986 sudah tidak di bawah pembinaan dari Universitas Gadjah Mada. Dengan dileburnya Akademi Administrasi Niaga Negara (AANN) Semarang pada Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, mulai tahun 1975 dibuka program non gelar dengan nama Pendidikan Ahli Administrasi Perusahaan (PAAP) yang kemudian pada tahun 1982/1983 ditingkatkan menjadi Program Diploma III Fakultas Ekonomi. Saat ini Program Diploma III mempunyai tiga program studi yaitu Program Studi Akuntansi, Program Studi Kesekretariatan dan Program Studi Perpajakan.
Kemudian pada tahun 1994 dibuka Program S1 Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro yang pada awal pendiriannya bernama Program Extension Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro yang didirikan berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Diponegoro Nomor 281/SK/PT09/1993, tanggal 27 Oktober 1993 tentang Pembentukan Program Studi S1 Manajemen, Studi Pembangunan dan Akuntansi pada Program Extension Fakultas Ekonomi Undip. Dengan keluarnya SK Ditjen Dikti Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 369/DIKTI/Kep.1996 tentang Pembukaan Program Ekstensi dalam Program-program Studi Pembangunan, Manajemen dan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro yang ditetapkan di Jakarta pada tanggal 17 Juni 1996, maka pada awal semester genap tahun akademik 1996/1997 penggunaan istilah Program Extension diganti dengan Program Ekstensi.
Pada tahun 1994 dibuka Program Studi Magister Manajemen (MM) yang penyelenggaraan kegiatannya berada di Fakultas Ekonomi, sedang pengelolaannya ditangani oleh Program Pascasarjana Universitas Diponegoro. Pada tahun 1999 dibuka Program Studi Magister Akuntansi (M.Si), dan tahun 2000 dibuka Program Studi Magister Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (M.Si). Pada tahun 2002 dibuka Program Doktor/ S-3 Ilmu Ekonomi, serta pada tahun 2003 telah dibuka Program Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA).Program gelar yaitu program sarjana menghasilkan sarjana untuk pertama kalinya dalam tahun 1967. Antara tahun 1967 sampai dengan tahun 1977 dalam setiap tahunnya rata-rata 37 mahasiswa dapat menyelesaikan studi sarjananya.Sejak berlakunya sistem semester penuh (Sistem Paket) pada tahun 1978 jumlah lulusan Sarjana Ekonomi meningkat menjadi 75 orang per tahun.
Setelah diberlakukannya Sistem Kredit Semester sejak tahun 1980 secara bertahap dan mulai menghasilkan Sarjana Ekonomi sejak tahun 1984, rata-rata lulusan adalah 180 orang per tahun. Sampai dengan tanggal 31 Juli 2006 jumlah seluruh lulusan program S1 sebanyak sebesar 8.826 orang. Sedangkan lulusan Program D III sampai dengan tanggal 31 Juli 2006 sebanyak 7.084 orang.
Universitas Diponegoro terus mengembangkan diri dengan melengkapi fakultas-fakultas yang sangat dibutuhkan sebagai pencetak sumber daya manusia yang berkualitas sarjana. Dalam kurun waktu 1961-1970, Universitas Diponegoro telah berhasil mendirikan empat fakultas, yaitu Fakultas Kedokteran (1961), Fakultas Peternakan (1964), Fakultas Sastra (1965) dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (1965).
Sampai saat ini ada 11 fakultas di Undip, yaitu Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi, Fakultas Teknik, Fakultas Kedokteran, Fakultas Peternakan, Fakultas Sastra, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan serta Fakultas Psikologi.
Universitas Diponegoro termasuk salah satu universitas terkenal di Asia sejak tahun 1980-an, dan menjalin kerjasama dengan 12 Universitas di Malaysia. Pada bulan Agustus 2009, Rektor Universitas Susilo Wibowo menyatakan bahwa Universitas Diponegoro Semarang sudah berhenti menerima pelajar Malaysia untuk tahun akademik 2009/2010. Hal itu turut mendapat perhatian dari penerbitan University World News edisi Global. Hal ini diputus meskipun pejabat pendidikan pemerintah mendesak itu dibatalkan dengan menyatakan"Kami tahu akibatnya. Kementerian Pendidikan Malaysia tidak lama kemudian mengeluarkan Undip dari daftar universitas yang diakui untuk para mahasiswa kedokterannya karena universitas tersebut dianggap gagal memenuhi persyaratan dari Malaysia Medical Council (MMC).
Fakultas
Universitas Diponegoro memiliki 11 fakultas:
- Fakultas Hukum
- Fakultas Ekonomika dan Bisnis
- Fakultas Kedokteran
- Fakultas Teknik
- Fakultas Ilmu Budaya
- Fakultas Kesehatan Masyarakat
- Fakultas Sains dan Matematika
- Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
- Fakultas Peternakan dan Pertanian
- Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
- Fakultas Psikologi
Fasilitas
- Rusunawa Mahasiswa, mempunyai 4 twinblok, namun yang sudah siap huni baru tiga twin blok. Masing-masing kamar berisi tiga orang.
- Gedung A, mempunyai 84 kamar dengan daya tampung 252 orang,
- Gedung B: mempunyai 96 kamar dengan daya tampung 288 orang, dan
- Gedung D mempunyai 96 kamar dengan daya tampung 288 orang.
- Masjid UNDIP
- Perpustakaan Widya Puraya
- Stadion UNDIP
- Waduk UNDIP
- Rumah Sakit Nasional Pendidikan UNDIP
- Jogging Track UNDIP
- Taman UNDIP Rumah Kita
- International Indoor Stadium UNDIP
- Auditorium
- Radio Pro Alma UNDIP
Lambang
Universitas Diponegoro mempunyai lambang yang digambarkan dalam bentuk dasar segi lima berbingkai lengku dan sisi lima yang berisi kuncup bunga melati yang sedang berkembang, berkelopak 10 helai, berdaun bunga 15 helai. Dalam kuncup bunga melati terdapat keris dan siluet Pangeran Diponegoro dan kupel (kubah) dengan 8 pancaran sinar. Tulisan Universitas Diponegoro terletak pada sisi kiri atas melengkung ke arah sisi kanan atas bunga melati, tulisan Semarang terletak dibawah kelopak bunga melati.
Lambang segi lima melambangkan dasar negara Pancasila. Kuncup bunga melati bermakna sebagai lembang pendidikan tinggi. Keris melambangkan ketajaman analisis yang menjamin kemandirian, ketepatan, presisi, dan akurasi serta kegunaan. Siluet Pangeran Diponegoromelambangkan jiwa kepahlawanan yang dimiliki oleh Pangeran Diponegoro yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, tinggi rasa tanggung jawab, peka dan tanggap terhadap lingkungan dan sekaligus merupakan menifestasi jati diri Universitas Diponegoro. Kupel melambangkan religiusitas warga kampus, ketakwaan dan kepatuhan pada agama yang dianutnya. Pancaran 8 sinar melambangkan pencerahan dan penerangan kepada masyarakat di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian serta melambangkan penyebaran hasil Tri Dharma Perguruan Tinggi ke segala penjuru. Daun bunga yang berjumlah 15 helai dan kelopak bunga yang berjumlah 10 helai melambangkan tanggal dan bulan kelahiran Universitas Diponegoro, 15 Oktober.
Warna hitam pada warna dasar, inti dari keris dan pegangannya melambangkan kepribadian. Warna kuning emas (prada) pada warna bingkai dan siluet Pangeran Diponegoro melambangkan keagungan. Warna merah pada pancaran 8 sinar di belakang siluet Pangeran Diponegoro melambangkan keberanian. Warna putih pada kelopak dan daun bunga serta tulisan Universitas Diponegoro Semarang melambangkan kesucian.
Sumber:
http://aboutid.undip.ac.id/
http://id.wikipedia.org/wiki/Universitas_Diponegoro#Fasilitas